terima kasih telah mengunjungi blog saya & semoga blog saya bermanfaat untuk anda

warisan megalitik

Oleh: Wisnu Aji Dewabrata/M Zaid Wahyudi
Sejak puluhan tahun lalu, para ahli purbakala telah menemukan 20 lokasi bangunan dari zaman prasejarah di kawasan suku Besemah yang mencakup wilayah Kabupaten Lahat dan Kota Pagaralam. Lokasi peninggalan megalitik atau batu besar, tersebar di areal seluas 80 kilometer persegi.
Kawasan megalitik yang sebagian besar tersebar di wilayah Kota Pagar Alam dan Kabupaten Lahat menjadi objek wisata andalan dari pemerintah daerah. Setiap media promosi yang dibuat, selalu menyertakan situs prasejarah tersebut sebagai lokasi yang menarik dikunjungi.
Penemuan peninggalan megalitik terbaru adalah dua bilik batu di Desa Talang Pagar Agung pada bulan Desember 2009. Ukuran ruangan di dalam kedua bilik batu sekitar 2 meter x 1,5 meter dengan ketinggian 1,8 meter. Penemuan tersebut istimewa karena di dalam bilik batu ditemukan arca kepala manusia setinggi 30 sentimeter.
Di Desa Pulaupanggung, Lahat pada tahun 2009 juga ditemukan sebuah lumpang batu yang terkubur di kedalaman satu meter di tengah kebun kopi. Lumpang tersebut diukir berbentuk ular yang sedang menelan anak kecil. Warga yang menemukan lumpang batu itu juga mengaku mendapat mimpi sebelum menggali tanah.
Lokasi penemuan lumpang batu tidak jauh dari lokasi tiga arca megalitik berbentuk manusia yang sudah diteliti oleh Van der Hoop. Untuk mencegah dari kerusakan, warga memasang pagar bambu di sekeliling situs.
Di dinding bilik batu Talang Pagar Agung terdapat lukisan berbentuk lingkaran, lukisan tangan manusia, dan lukisan seekor binatang mirip kadal. Sedangkan di bagian atapnya terdapat lukisan berbentuk pola anyaman.
Saking banyaknya peninggalan megalitikum, warga tak pernah menyangka di bawah kebunnya ada benda prasejarah yang memiliki nilai sejarah yang tak terhitung. Misalnya Yopi, petani kopi dari Desa Talang Pagar Agung, Kecamatan Pajar Bulan, Kabupaten Lahat, tak pernah menyangka kalau di bawah kebun kopi yang setiap hari dilaluinya terdapat peninggalan megalitik berupa bilik batu.
”Pemilik kebun ini namanya Pak Lukman, suatu hari dia bermimpi kalau di bawah batu besar di kebunnya ada sesuatu. Pak Lukman mengikuti perintah mimpinya dan akhirnya menemukan dua bilik batu ini,” kata Yopi.
Peninggalan megalitik Besemah mulai diteliti tahun 1930-1931 oleh Van der Hoop dari Belanda. Buku karya Van der Hoop berjudul Megalithic Remains in South Sumatera (1932) merupakan buku babon yang mengulas megalitik Besemah secara lengkap.
Lebih dari 50 tahun setelah Van der Hoop menulis bukunya, pada tahun 1988 ditemukan lagi tujuh buah bilik batu di Desa Kotaraya Lembak, Kecamatan Pajar Bulan, Kabupaten Lahat. Penemuan tujuh bilik batu tersebut merupakan penemuan peninggalan megalitik terbesar di Besemah dari segi jumlah.
Dalam sejarah megalitik di Indonesia, diketahui bahwa Kepulauan Indonesia dikenal sebagai tuan rumah budaya megalitik Austronesia di masa lalu. Warisan budaya megalitik dapat ditemukan di Pulau Nias, Sumatera Utara, di pedalaman Sumatera Utara, Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur, juga budaya Toraja di pedalaman Sulawesi Selatan.
Banyaknya peninggalan megalitik di kawasan Besemah adalah suatu petunjuk bahwa kawasan tersebut sudah dihuni manusia setidaknya sejak 2.500 tahun Sebelum Masehi. Masyarakat Besemah pada masa lampau tampaknya sangat betah di kawasan Besemah.
Sebenarnya bukan hanya pada masa lalu, wilayah Besemah menjadi tempat yang nyaman untuk hidup. Hingga kini, masih banyak pendatang yang sengaja berkunjung ke Kota Pagar Alam untuk menikmati sejuknya udara dan indahnya panorama di kaki gunung Dempo. (Buyung Wijaya Kusuma)

0 komentar:

Posting Komentar

lain waktu berkunjung lagi yua...