Musik telah lama diketahui berpengaruh terhadap aktivitas manusia. Bagi sebagian orang, musik merupakan penyemangat tersendiri. Sebaliknya, musik juga bisa membuat seseorang menangis.
Sebuah study dilakukan di Universitas Pavia, Italia, baru-baru ini menunjukan bahwa musik bisa mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, & pernapasan manusia. Para peneliti menjelaskan
musik yang keras & bertempo cepat berdampak detak jantung yang cepat, tekanan darah yang meningkat, & ritme pernapasan yang bertambah. Sementara itu, bagi music yang bertempo lambat berlaku sebaliknya.

“penemuan tsb memperkuat pemahaman kami sehingga musik bisa dikembangkan sebagai alternative pengobatan,” ujar guru besar Universitas Pavia Dr Luciano Bernardi,seperti dikutip healthday.com.
Ditempat terpisah direktur pusat pencegahan penyakit kardiologi Universitas Maryland,AS, Dr Michael Miller juga melakukan penelitian serupa. Kesimpulan yang sama juga diperoleh dalam peneliyian Miller tentang pengaruh musik terhadap pembuluh darah. Karena hasil penelitian positive maka ia & koleganya bahkan mengaku telah menerapakn musik sebagai alternative penurunan tekanan darah & detak jantng terhadap pasiennya.
Namun, kedua penelitian yang dilakukan di AS&Italia tsb mempunyai perbedaan. Penelitian dari Pavia menggunkan musik klasik (Beerhoveen ninth symphony), sedangkan penelitian yang dilakukan Miller di AS menggunakan musik yang disesuaikan dengan selera pendengar. (AF/M-9)